Tiket Sukses
0leh: Diana Putri
Hidup itu bagaikan jarum jam, ia selalu berputar di setiap saat. Hidup itu bagaikan kincir angin, yang terkadang ia bisa berputar kencang dan bisa juga lambat, hidup juga bagaikan roda yang selalu berputar dan terkadang berada di atas dan di bawah. Adakalanya kehidupan ini terasa indah atau pun sebaliknya, dan yang pasti keindahan itu selalu ada di sekitar kita namun tinggal bagaimana kita memaknai keindahan tersebut. Terkadang apabila seseorang merasakan sebuah kesuksesan maka ia merasa hidupnya sangat indah dan bahagia, dan sebaliknya jika seseorang mengalami suatu kegagalan ia merasa bahwa hidupnya sangat pahit dan menderita. Padahal sesungguhnya jika kita menyadari dan introveksi diri apa penyebab kegagalan itu kita akan tetap optimis dan terus bangkit meraih kesuksesan yang kita impikan.
Sahabat yang dirahmati Allah, pada hakikatnya setiap individu itu mengidamkan sebuah kesuksesan serta kehidupan yang lebih baik, akan tetapi untuk meraih hal itu butuh proses yang panjang dan tidak semudah melempar batu ke dalam kolam ikan. Banyak orang sukses di dunia ini, akan tetapi kita lihat bagaimana perjuangan mereka sebelum meraih suksesnya, tak sedikit di antara mereka yang tertatih-tatih, mengorbankan waktu istirahatnya siang dan malam, bahkan lebih dari itu pengorbanan mereka. lalu bagaimana dengan kita sahabat? Coba kita merenungkan bagaimana kesungguhan kita dalam meraih impian kita, jangan sampai kita menzholimi orang tua kita yang telah bersusah payah mendidik kita bahkan menyekolahkan kita hingga saat ini.
Allah ingin kita menjemput kesuksesan itu?
Sahabat sesungguhnya kesuksesan itu Allah persembahkan untuk setiap hamba-Nya, akan tetapi kita harus menjemput kesuksesan yang telah Allah siapkan itu. Kita harus menanamkan dalam hati bahwa kita bertekad untuk menjemput sebuah kesuksesan, walau bagaimana pun keadaannya.
- Adapun langkah pertama yang harus kita siapkan untuk menjemput kesuksesan adalah “hati”
yaa.. hati ibarat jurang terdalam dari sekian banyak jurang yang ada di dunia ini. Hati merupakan titik awal bagi kita untuk menentukan pilihan. Silahkan tanyakan hati kita dengan lembut, wahai hati manakah yang akan kau pilih antara kesuksesan dan kegagalan? Secara fitrah hati manusia pasti mengharapkan kesuksesan, oleh karena itu mulailah kita melakukan hal-hal yang dapat menghantarkan kita pada sebuah kesuksesan, jauhilah hal yang tidak bermanfaat yang menjadikan kita lalai. dan jaga hati kita agar tidak ternodai dengan kemaksiatan agar kita dapat mudah menjemput sukses yang telah Allah siapkan.
- Selanjutnya kita harus membuat sebuah kejelasan
Sudah seberapa jelaskah niat yang tertanam dalam hati kita? Silahkan lontarkan pertanyaan bagi diri kita, apakah kita ingin menjadi orang yang sukses? Jika iya, maka sukses dalam hal apa? Tentunya kesuksesan yang kita dambakan bukan sekedar sukses di dunia saja akan tetapi kesuksesan akhirat merupakan kesuksesan yang sesengguhnya.
Sahabat, kita harus mengetahui dengan jelas apa maksud dan tujuan kita, karena jika kita tidak mengetahui tujuan kita dengan jelas hal itu akan membingungkan kita. Ibarat orang yang mengendarai motor kalau kita sudah mengetahui ke mana kita akan meluncur, tentunya kita akan mudah untuk sampai di tempat tujuan . tapi jika tida, maka kita akan tersesat.
“oleh karena itu kita harus membuat tujuan yang SMART untuk menjemput kesuksesan”
- Tekad
Mungkin banyak di antara kita yang mengatakan “Saya ingin sukses” tetapi masih saja terdiam dan tidak melakukan apa pun. Why? Karena bisa jadi di dalam diri kita belum tertanam tekad yang kuat untuk berubah menjadi lebih baik, sehingga tidak ada usaha dari diri kita untuk bergerak menuju lorong kesuksesan.
Sahabat, untuk yang kesekian kalinya coba kita tanyakan pada diri kita, bagaimana dengan jadwal harian yang telah kita buat? Bagaimana dengan target serta impian-impian yang telah kita catatkan dalam buku dairy kita? Sudahkah kita laksanakan dengan baik setiap jadwal yang tertulis? Ataukah berjalan hanya beberapa saat saja?
Sahabat, keinginan yang kuat itu harus didorong dengan tekad yang kuat agar dapat menghasilkan perubahan yang berarti.
Allah befirman:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (٥٣)
“(siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meurbah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (Qs. Al-Anfal:53).
- Prioritas
Ketika niat sudah tertanam di hati, dan target yang jelas sudah tercatat maka prioritaskan apa-apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu, dan kita harus mengerjakannya secara continue hingga tuntas.
- Istiqomah
Sahabat, istiqomah merupakan hal yang sangat penting yang harus selalu dijaga. Keistiqomahan harus selalu mengiringi ikhtiar untuk mencapai tujuan kita, karena istiqomah bagaikan sebuah kunci agar kita bisa mendobrak pintu kesuksesan dan peluang tercapainya sukses sangat besar jika ikhtiar itu diiringi istiqomah.
- Motivasi
Istiqomah dan ikhtiar bagaikan dua mata rantai yang tidak bisa dipisahkan, karena dengan adanya motivasi hal ini bisa menjadi pendorong agar kita tetap istiqomah dalam mencapai tujuan. Kita harus mempunyai senjata ampuh yang dapat memotivasi diri kita. Maka apa motivasi anda?
- Sabar dan Optimis
Semua hal di atas akan percuma jika kita tidak sabar dan pesimis. Why?, karena sebuah kesuksesan itu membutuhkan waktu yang panjang, serta proses yang lama. Jadi seandaikan kita telah berusaha sedemikian rupa namun perubahan itu belum juga terlihat, maka bersabarlah dan yakinlah bahwa Allah tidak akan membiarkan usaha kita berlalu begitu saja. Allah yang lebih mengetahui saat yang lebih tepat kapan kita akan mendapatkan apa yang kita idam-idamkan, oleh karena itu bersabarlah dan optimislah. Katakana bahwa kita bisa, kita mampu dan kita sanggup, jangan penjarakan pikiran kita dengan kata-kata, “saya tidak bisa, saya tidak mampu”, buang ion-ion negative dalam diri kita, jangan biarkan pikiran terpenjara. Karena banyak orang yang jasadnya terpenjara berada di balik jeruji besi namun pikiran mereka tidak terpenjara dan mereka bisa terus berinovasi. Akan tetapi terkadang kita yang jasadnya bergerak bebas namun malah memenjarakan pikiran kita, yakni penjara pikiran dengan kata-kata “saya tidak mampu, saya tidak bisa, saya tidak sanggup”, dan sebagainya.
- Do’a dan Tawakal
Jika kita sudah berusaha maka iringilah usha itu dengan do’a, lalu bertawakallah kepada Allah. Perkara tercapai atau tidak suatu impian, yakinlah bahwa Allah lebih mengetahui segala yang terbaik untuk hamba-Nya. Sebagaimana Allah berfirman:
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٢١٦)
“boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Al-Baqarah: 216).
Sahabat…, yang pasti jangan biarka mimpi kita berlalu, karena kita akan menjadi apa yang kita pikirkan dan katakan.
Semoga bermanfaat… salam ukhuwah ;)
Tidak ada komentar