HAARP
HAARP (High Frequency Active
Auroral Research Program) adalah HAARP adalah proyek investigasi yang
bertujuan untuk memahami, menstimulasi, dan mengontrol proses ionospheric yang
dapat mengubah kinerja komunikasi dan menggunakan sistem surveilans. Kenapa
saya tertarik dengan tema ini, karena saya ingin memberitahukan berita
mencengangkan yang saya peroleh dari berbagai sumber. Ditemukannya tentang
pengendalian cuaca ini berangkat dari fenomena bencana Tsunami yang terjadi di
Aceh pada tahun 2004 silam. Ketika Tsunami, pertama kali pengunjung atau
relawan yang datang membantu adalah Amerika. Namun, setelah di cari informasi
maka saya menemukan project HAARP mulai dikerjakan pada tahun 1992, project
ditargetkan selesai dalam 20 tahun kedepan (selesai tahun 2012).
Proyek HAARP dikerjakan bersama oleh
Angkatan Udara, Angkatan Laut Amerika, dan Universitas Alaska.
Antena-antena di Alaska
Peranan ionsphare untuk HAARP sangat penting. Karena dia menyaring radiasi
cahaya matahari agar tidak langsung jatuh ke bumi. Ionosphere berperan dalam
mengatur kadar kelistrikan dalam atmosfer dan membentuk inti dari tepi
magnetosphere. Ionosphere juga memiliki kegunaan lain bagi manusia, yaitu
mempengaruhi gelombang penyiaran radio jauh dari tempat-tempat yang ada di
Bumi.
HAARP mempunyai arti sebagai Program
Penelitian Auroral Aktif Frekuensi Tinggi
yang digunakan untuk mengubah medan magnet bumi dalam rangka:
1.)
Memodifikasi
cuaca
2.)
Membuat
atau memicu gempa bumi dan gunung berapi
3.)
Menyebarkan
virus
4.)
Memodifikasi
mengontrol perilaku di antara penduduknya.
Agaknya jika dibaca sepintas maka
akan muncul tentang keraguan terhadap adanya HAARP ini untuk itu saya akan
menjelaskan secara singkat tentang asal muasal adanya program ini.
Pada
mulanya, Pentagon pernah menolak mentah-mentah teknologi HAARP ketika teknologi
itu ditawarkan oleh penemunya, Nikola Tesla. Namun setelah ilmuwan kelahiran
Kroasia 10 Juli 1856 itu meninggal, pada 7 Januari 1943 di New York, AS,
teknologi itu tiba-tiba berada di Pentagon dan kemudian dikembangkan oleh
militer AS dan NASA, hingga menjadi seberbahaya saat ini.
Ketika masih di tangan Tesla,
teknologi yang mampu menciptakan gempa bumi dan mempengharuhi iklim semesta ini
dinamakan Scalar Technology. Baru setelah dikembangkan NASA, namanya menjadi
HAARP.
Scalar merupakan teknologi yang diciptakan dan dikembangkan dengan berbasis
gelombang elektromagnetik. Tesla menciptakan teknologi ini dengan mempelajari
gempa-gempa yang terjadi pada 1937 di berbagai negara di dunia, dan kemudian menciptakan alat yang mampu
memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang dapat memicu badai dan gempa
tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, kemampuan alat itu mampu
mengalahkan kekuatan Nuklir, dan dapat menjadi senjata pemusnah massal.
Tak jelas apa yang membuat Pentagon
menolak teknologi ini ketika ditawarkan penemunya, namun yang pasti setelah
Tesla meninggal, berkas-berkas dan hasil ciptaannya hilang begitu saja dan
kemudian tahu-tahu muncul lagi di lingkungan militer AS dan NASA dengan nama
HAARP.
Seorang ilmuwan kelas dunia, Dr
Rosalie Bartell, pernah mengonfirmasi bahwa militer Amerika memang telah
menyelesaikan sebuah sistem pengatur cuaca yang dapat dijadikan senjata
potensial. Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun
lalu dengan cara mengirim Barium dan Lithium ke lapisan ozon di langit
negara-negara Asia dengan bantuan gelombang elektromagnetik. Pernyataan Bertell
didukung Michel Chossudovsky, seorang analis persenjataan global. Chossudovsky
bahkan menuduh Pentagon sudah lama membuat senjata untuk memanipulasi cuaca.
Pada April 1997, Menteri Pertahanan AS, William Cohen, mengaku kalau AS
terpaksa menggunakan senjata perubah cuaca untuk menghadapi serangan senjata
sejenis, dan senjata yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk memicu
gempa dan tsunami.
Dampak gempa bumi akibat HAARP.
Apa yang diciptakan Tesla dan
dilakukan AS saat ini sebenarnya berada di luar logika kita, karena selama ini
ilmu pengetahuan mencekoki kita dengan pernyataan bahwa gempa bumi disebabkan
oleh tumbukan dua lempeng Bumi dengan posisi horisontal maupun vertikal, dan
tsunami umumnya dipicu oleh tumbukan lempeng tektonik yang dalam posisi
vertikal dengan kedalaman sekitar 10 km di bawah laut.
Selain itu, ilmu pengetahuan juga
mengklaim bahwa pemanasan global yang memicu anomali cuaca dan menyebabkan
perubahan iklim dunia, antara lain diakibatkan penggunaan bahan bakar fosil
yang tak terkendali, yang menyebabkan efek rumah kaca, sehingga Bumi menjadi
lebih panas karena sinar matahari yang seharusnya terpantul kembali ke angkasa,
terperangkap dalam atmosfir Bumi.
Namun, dengan begitu banyaknya
saksi, data, indikasi dan petunjuk bahwa HAARP benar-benar ada, mau tak mau
membuat kita mulai melihat perubahan iklim dan dunia dari kaca mata yang ini,
yakni kacamata bahwa yang terjadi ini ada yang "mengatur, mengendalikan,
dan membuatnya", yakni AS yang dikendalikan saudara-saudara Yahudi-nya
yang tergabung dalam Freemasonry, Illuminati, dan organisasi Yahudi yang lain.
Apalagi karena fakta bahwa HAARP bukan lah dongeng fantasi ala Hollywood,
diperkuat oleh Zbigniew Brzezinski, mantan penasehat keamanan gedung putih,
melalui bukunya yang berjudul "Between Two Ages". Di dalam buku itu,
Zbigniew menulis: "Tekonologi akan menyediakan teknik untuk melakukan
peperangan rahasia yang hanya membutuhkan sedikit pasukan, seperti teknik
memodifikasi cuaca yang dapat menimbulkan badai yang berkepanjangan".
Sumber dari
internet dan dari buku Art of Deception karya Jerry D Gray.
Tidak ada komentar