Hari Keenam Kafda Putri
Layaknya sekolah-sekolah pada umumnya, yang menggelar acara perpisahan sebagai agenda tahunan pada akhir tahun ajaran. Begitupun dengan SMK pertanian yang terletak di desa Tanjungkarang, yang telah meluluskan seluruh siwa kelas XII pada tahun ini, dengan jumlah hanya dua orang siswa. Berdasarkan undangan yang telah diberikan, para peserta kafilah da’wah, pada hari ini berkesempatan untuk menyaksikan acara tersebut, yang dimulai pada pukul 08.00 WIB. Sebuah acara yang penuh dengan kesederhanaan, tanpa adanya tenda megah dan hiasan yang mewah di halaman sekolah, layaknya sekolah-sekolah yang ada di kota. Acara tersebut digelar di dalam ruang kelas beratapkan asbes dengan hiasan apa adanya. Kondisi yang ada saat itu mencerminkan bahwa siswa-siswi SMK menuntut ilmu di sekolah dalam keterbatasan, juga dengan fasilitas yang sederhana, apa adanya. Acara itu usai menjelang waktu dhuhur tiba.
Selepas dhuhur, para mahasiswi sibuk mempersiapkan sebuah kegiatan, yaitu sosialisasi bekam kepada warga desa. Acara tersebut bertujuan untuk mengenalkan masyarakat dengan pengobatan ala Rasulullah, yaitu bekam. Pada awalnya, para mahasiswi khawatir akan ketidak hadiran ibu-ibu dalam acara tersebut, karena pada acara yang direncanakan mulai pada pukul 13.30 WIB tersebut, hingga pukul 13.50 WIB belum ada seorang ibupun yang datang. Atas bantuan seorangg ibu, dengan membuat pengumuman melalui speaker masjid, mulai tampak ibu-ibu berdatangan ke SD Tanjungsari satu demi satu, serta mulai hilanglah rasa khawatir yang dirasakan mahasiswi.
Lokasi acara tersebut berada di ruang kelas V dan VI SD Tanjungsari. Sedangkan acara dimulai pada pukul 14.20 WIB dan diikuti oleh sekitar 50 peserta. Para ibu tampak seksama menyimak penjelasan demi penjelasan dari salah seorang mahasiswa yang bertugas pada acara tersebut. Teori-teori yang telah diberikan kepada para peserta, diiringi dengan praktek bekam yang diperagakan oleh mahasiswi, dan dilanjutkan dengan pembekaman kepada ibu-ibu yang berminat. Bagi ibu-ibu yang berminat, namun tidak sempat dibekam karena keterbatasan waktu, mahasiswi mempersilahkan untuk mendatangi kamp-kamp kafilah da’wah yang ada untuk mendapatkan pelayanan bekam. Dan berakhirlah acara tersebut pada pukul 17.00 WIB.
Waktu telah beranjak malam, kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an dan menerjemah Al-Qur’an metode Tamyiz di masjid Riyadhus Shalihin berlangsung seperti biasa. Pada malam hari itu juga, mahasiwi yang bermukim di kamp III mendapat undangan ke rumah imam masjid, yakni yang bernama pak Warja, di rumahnya ia menjamu mahasiswi dengan makanan dan buah khas desa Tanjungkarang, yaitu singkong yang direbus bersama gula aren, buah pisang, serta air putih. Sejak pertama kali kedatangan kafilah da’wah, warga sekitar telah menunjukkan keterbukaan, keramahan, serta kepedulian terhadap mahasiswi, baik dalam bentuk materi, seperti yang terjadi pada malam hari tersebut, maupun dalam bentuk bantuan tenaga. Selalu ada rizqi dari Allah SWT yang mencukupi kebutuhan sehari-hari peserta kafilah da’wah. Allah berfirman yang artinya,
“Dan Dia memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Thalaaq: 3)
“Kafilah Da’wah 1437 H”
Tasikmalaya, Sabtu, 04 Juni 2016
Selepas dhuhur, para mahasiswi sibuk mempersiapkan sebuah kegiatan, yaitu sosialisasi bekam kepada warga desa. Acara tersebut bertujuan untuk mengenalkan masyarakat dengan pengobatan ala Rasulullah, yaitu bekam. Pada awalnya, para mahasiswi khawatir akan ketidak hadiran ibu-ibu dalam acara tersebut, karena pada acara yang direncanakan mulai pada pukul 13.30 WIB tersebut, hingga pukul 13.50 WIB belum ada seorang ibupun yang datang. Atas bantuan seorangg ibu, dengan membuat pengumuman melalui speaker masjid, mulai tampak ibu-ibu berdatangan ke SD Tanjungsari satu demi satu, serta mulai hilanglah rasa khawatir yang dirasakan mahasiswi.
Lokasi acara tersebut berada di ruang kelas V dan VI SD Tanjungsari. Sedangkan acara dimulai pada pukul 14.20 WIB dan diikuti oleh sekitar 50 peserta. Para ibu tampak seksama menyimak penjelasan demi penjelasan dari salah seorang mahasiswa yang bertugas pada acara tersebut. Teori-teori yang telah diberikan kepada para peserta, diiringi dengan praktek bekam yang diperagakan oleh mahasiswi, dan dilanjutkan dengan pembekaman kepada ibu-ibu yang berminat. Bagi ibu-ibu yang berminat, namun tidak sempat dibekam karena keterbatasan waktu, mahasiswi mempersilahkan untuk mendatangi kamp-kamp kafilah da’wah yang ada untuk mendapatkan pelayanan bekam. Dan berakhirlah acara tersebut pada pukul 17.00 WIB.
Waktu telah beranjak malam, kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an dan menerjemah Al-Qur’an metode Tamyiz di masjid Riyadhus Shalihin berlangsung seperti biasa. Pada malam hari itu juga, mahasiwi yang bermukim di kamp III mendapat undangan ke rumah imam masjid, yakni yang bernama pak Warja, di rumahnya ia menjamu mahasiswi dengan makanan dan buah khas desa Tanjungkarang, yaitu singkong yang direbus bersama gula aren, buah pisang, serta air putih. Sejak pertama kali kedatangan kafilah da’wah, warga sekitar telah menunjukkan keterbukaan, keramahan, serta kepedulian terhadap mahasiswi, baik dalam bentuk materi, seperti yang terjadi pada malam hari tersebut, maupun dalam bentuk bantuan tenaga. Selalu ada rizqi dari Allah SWT yang mencukupi kebutuhan sehari-hari peserta kafilah da’wah. Allah berfirman yang artinya,
“Dan Dia memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Thalaaq: 3)
“Kafilah Da’wah 1437 H”
Tasikmalaya, Sabtu, 04 Juni 2016
Tidak ada komentar