Lima Ulama Inspirator Belajar Dan Menulis
Aktivitas
menulis dimulai sebelum penciptaan alam semesta. Allah SWT telah mencatat
takdir yang terjadi di dunia ini di Lauhul Mahfudz. Begitu pun pada masa
Rasulullah dan para sahabat, mereka berusaha menjaga ayat-ayat Al-Qur’an tidak
hanya dengan hafalan tapi juga tulisan yang hingga saat ini mampu kit abaca dan
jadika pedoman dalam kehidupan.
Perkembangan
menulis terus berkembang pada zaman para ulama. Mereka mengkaji ilmu dan
menuangkannya dalam tulisan. Meskipun pada saat itu belum ditemukan alat
menulis secanggih saat ini seperti pulpen, kertas, handpone,dan komputer,
mereka tetap bersemangat untuk menulis hasil pikirannya.
Dalam
pertemuan pertama ini, pemateri menyampaikan pengantar berupa motivasi belajar
dan menulis dari para Ulama terdahulu, Lima ulama yang dapat dijadikan inspirator
tersebut diantaranya;
Pertama yaitu Imam
Syafi’i, beliau ulama yang menulis di atas tulang belulang untuk menuangkan
hasil pemikirannya mengkaji ilmu-ilmu agama.
Kedua yaitu Imam
An-Nawawi, penulis kitab terkenal Hadits Arbain, Riyadush Sholihin, Syarah
Hadits Shohih Muslim, dan ratusan kitab lainnya ini tidak tidur dalam keadaan
berbaring selama dua tahun. Beliau memiliki semangat yang tinggi dalam belajar
dan menulis hingga tertidur dalam keadaan duduk.
Ketiga yaitu Fakhruddin
Ar-Raazi, beliau menulis ratusan judul buku berjilid. Beliau berkata “sungguh aku menyesal waktu
belajar itu telah berlalu karena waktu makan,”. Hal ini menunjukkan bahwa
semangat belajar beliau yang tinggi hingga saat makan pun beliau masih ingat
belajar.
Keempat yaitu Ibnu
Rusy , beliau ulama yang berasal dari Andalusia. Beliau terkenal dengan
pengetahuan kesehatannya. Beliau menghabiskan malamnya untuk mengkaji ilmu dan
menulis. Sepanjang hidupnya hanya dua malam saja beliau tidak belajar dan
menulis, yaitu ketika ayahnya meninggal, dan ketika malam pengantinnya. Jadi
bisa dikatakan seluruh hidupnya dihabiskan
untuk mengakaji ilmu dan menulis.
Kelima yaitu Ibnu
Siena, beliau menulis 450 buku , “sekalipun aku tidur, aku mampu
melihat titik-titik persoalan dalam tidurku,” Ungkapnya. Jadi dalam tidurnya
beliau berpikir memecahkan solusi dari permasalahan yang ada.
“Dari
beberapa ulama ini, banyak pelajaran yang bisa kita petik dan ambil. Semakin banyak
kita membaca bagaimana perjuangan para ulama dalam mengkaji ilmu dan menulis, hal
ini akan mampu membakar semangat kita untuk
mengikutinya,” Ujar Pembina Marwah.
(Mila Muflihat)
Tidak ada komentar