Semarak Perayaan Tahun Baru
Perayaan tahun
baru seperti sudah menjadi tradisi bagi seluruh penduduk dunia. Tidak
terkecuali Indonesia. Berbagai persiapan yang dilakukan oleh masyarakat dengan
mengeluarkan banyak biaya, seperti membeli kembang api,topeng,terompet,dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan perayaan tahun baru mereka melakukan itu
semua semata-mata untuk mengisi perayaan pergantian tahun baru, yang identik
dengan pesta dan hura-hura.
Banyak dari mereka
yang berbondong-bondong ke suatu tempat hanya untuk menanti datangnya hari esok
yaitu pergantian tahun. Setiap tahunnya, masyarakat di dunia banyak
menghabiskan uang untuk merayakan pergantian tahun yang bisa dibilang mubadzir.
Hal tersebut sebenarnya perbuatan yang sia-sia karna hanya bersenang-senang
semata,dan lebih banyak mudharatnya serta dapat mengganggu masyarakat yang
sedang terlelap.
Berbagai tempat
rekreasi dijadikan sebagai ajang peluncuran kembang api, banyak dari mereka
tidak berat untuk merogoh kantong dalam-dalam demi membeli kembang api terbagus
dan terbesar kemudian bersenang-senang. Mayoritas rakyat Indonesia selalu
merayakan pergantian tahun baru, terlihat ketika kita melintasi jalan raya yang
sudah dipenuhi oleh ratusan manusia dan sering membuat jalan tersebut menjadi
macet. Tidak sedikit dari mereka yang merencanakan untuk pergi ke tempat
rekreasi seperti : bukit,vila,atau tempat-tempat yang tinggi, hanya untuk
merayakan atau menyaksikan pesta kembang api.
Setiap pergantian
tahun, baik Hijriyah maupun Masehi, mestinya dijadikan sebagai momentum
pengeratan solidaritas. Yang sebenarnya tidak perlu dirayakan sebagaimana
maraknya perayaan yang membuat kita lalai, dan
seharusnya pergantian tahun tersebut ajang bagi kita untuk bermuhasabah
atau intropeksi diri atas perbuatan kita yang telah kita lakukan di tahun
sebelumnya.
Padahal begitu
jelas, sabda Rasulullah ﷺ : “barang siapa yang meniru suatu kaum maka dia termasuk dari
mereka” (HR.Abu Daud)
Hadits tersebut memberi peringatan
kepada ummat Muslim agar tidak meniru perbuatan kaum Nonmuslim,
termasuk perayaan tahun baru Masehi. Islam sendiri memiliki tahun baru Islam,
yaitu tahun baru Muharram, namun ironisnya perayaan tahun baru Islam
tidak sepopuler perayaan tahun baru Kristiani,
bahkan dikalangan ummat Muslim di
Indonesia. Buktinya, pemerintah tidak sampai melakukan persiapan yang dapat
mengajak ummat Muslim Indonesia
untuk merayakan tahun baru Muharram. Padahal mayoritas rakyat Indonesia adalah
beragama Islam.
(Suhaila Maskhuro)
Tidak ada komentar