Aku Bangga Menjadi Seorang Penulis
Aku Bangga Menjadi Seorang Penulis.
Memetik pelajaran, baru terasa apa hikmah diberikan kepercayaan dalam bidang menulis, di mana saat manusia yang memiliki fitrah khilaf dan lupa sehingga perlu diingatkan. Sebab itulah, pentingnya amar ma'ruf nahi mungkar.
Ada hal yang perlu disadari oleh seorang penulis yang dapat membuat hati bahagia yaitu, di saat orang-orang di sekeliling kita belum peka dengan kesalahan kita Allah punya beribu macam cara untuk menegur hamba-Nya yang Dia sayangi. Salah satunya dengan tulisan kita sendiri, tulisan yang akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah.
Peringatan tentang pertanggungjawaban atas segala yang kita lakukan pun telah Allah sampaikan dalam firmannya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan?. Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan”. [QS ash-Shaff/ 61: 2-3].
Seorang penulis tidak hanya pandai dalam menulis tapi juga rajin dalam membaca guna menambah khazanah ilmu yang ia tulis dan mengembangkan pola pikirnya.
Seorang penulis harus menyadari bahwa yang ia tulis bukan sekedar tulisan yang tidak ada tanggung jawabnya. Tulisannya adalah bentuk teguran untuk dirinya dan sebagai ajang dakwah kepada orang banyak. Disinilah letak perlunya kehati-hatian, karna tulisannya tidak hanya cukup menjadi bacaan di dunia semata, tapi harus dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Dengan itu, jika tertancap dalam dada bahwa menulis bukan sekedar menulis, sang penulis akan menulis dengan penuh tanggung jawab. Tulisannya penuh keikhlasan sebagai dakwah bagi dirinya dan orang lain.
(Nadhya Asma.Y)
Memetik pelajaran, baru terasa apa hikmah diberikan kepercayaan dalam bidang menulis, di mana saat manusia yang memiliki fitrah khilaf dan lupa sehingga perlu diingatkan. Sebab itulah, pentingnya amar ma'ruf nahi mungkar.
Ada hal yang perlu disadari oleh seorang penulis yang dapat membuat hati bahagia yaitu, di saat orang-orang di sekeliling kita belum peka dengan kesalahan kita Allah punya beribu macam cara untuk menegur hamba-Nya yang Dia sayangi. Salah satunya dengan tulisan kita sendiri, tulisan yang akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah.
Peringatan tentang pertanggungjawaban atas segala yang kita lakukan pun telah Allah sampaikan dalam firmannya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan?. Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan”. [QS ash-Shaff/ 61: 2-3].
Seorang penulis tidak hanya pandai dalam menulis tapi juga rajin dalam membaca guna menambah khazanah ilmu yang ia tulis dan mengembangkan pola pikirnya.
Seorang penulis harus menyadari bahwa yang ia tulis bukan sekedar tulisan yang tidak ada tanggung jawabnya. Tulisannya adalah bentuk teguran untuk dirinya dan sebagai ajang dakwah kepada orang banyak. Disinilah letak perlunya kehati-hatian, karna tulisannya tidak hanya cukup menjadi bacaan di dunia semata, tapi harus dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Dengan itu, jika tertancap dalam dada bahwa menulis bukan sekedar menulis, sang penulis akan menulis dengan penuh tanggung jawab. Tulisannya penuh keikhlasan sebagai dakwah bagi dirinya dan orang lain.
(Nadhya Asma.Y)
Tidak ada komentar