Rahasia Ibunda Para Ulama
Rahasia Ibunda para Ulama
JAKARTA- Acara tahunan Buka Bersama (Bukber) yang diselenggarakan oleh Bidang Pembinaan Karakter Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir yang bertempat di Aula Sakinah Kampus C, Kamis, (11/10/2018) berjalan dengan baik.
“Sebagai penuntut ilmu yang baik, hendaklah kita menerapkan adab-adab dalam menuntut ilmu. Salah satunya, agar ilmu yang kita peroleh berkah, dengarkan apa yang ustadz sampaikan dengan baik. Bila perlu, catat apa yang perlu dicatat,” ujar Ustadzah Dewi Fitriani,S.Sos selaku Manager Bidang Karakter dalam sambutan pada acara tersebut.
Selanjutnya, pembawa acara memberikan kesempatan kepada mahasiwi yang ingin memberikan kisah atau motivasi selagi menunggu kehadiran pemateri. Mahasiswi pun antusias dalam acara tersebut.
“Kita hidup di akhir zaman yang mana banyak fitnah dimana-mana. Salah satu tanda kiamat yaitu banyak ulama yang telah dijemput terlebih dahulu oleh Allah ﷻ. Hingga pada akhirnya, orang bodoh menjadi pemimpin. Orang tidak berilmu dimintai fatwa, kemudian mengeluarkan fatwa yang sesat”, ujar Ustadz Arief Abdurrahman Fadli, Lc. M.Hum. sebagai pemateri pada sore hari itu.
Yang menarik dalam acara tersebut, pemateri menggangkat tema mengenai dibalik kesuksesan para ulama. Beliau menyampaikan, kesuksesan seorang anak ataupun seorang tokoh besar tidak bisa terlepas dari peran seorang ibu. Beliau pun memaparkan mengenai rahasia kesuksesan ibunda para ulama dalam mendidik anaknya.
Seorang ibu merupakan sekolah pertama bagi anaknya. Dan sekolah merupakan tempat yang dipenuhi dengan ilmu. Maka dari itu seorang ibu hendaklah dibekali ilmu terlebih dahulu sebelumnya, yaitu dengan rajin membaca buku. Karena hal inilah yang dilakukan oleh ibunda para ulama sebelum mendidik anaknya. Dan ini menjadi rahasia yang pertama.
“Tidak mungkin kita memberi sesuatu jika kita tidak memliki sesuatu untuk diberi”, ujar beliau.
Adab juga merupakan hal yang penting dalam menuntut ilmu. Ibunda para ulama selalu menanamkan adab kepada anaknya sebelum menuntut ilmu. Terutama adab dalam perbedaan pendapat. Hal inilah yang mendasari tidak terjadinya perseteruan diantara para ulama walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara mereka dalam suatu perkara. Inilah rahasia yang kedua.
“Salah satu hal yang jarang dilakukan oleh seorang ibu kepada anaknya yaitu, mengajak anak mereka berkunjung ke rumah tokoh-tokoh besar. Hal inilah yang dilakukan ibunda para ulama. Hal ini bertujuan agar anak-anak terbiasa berinteraksi dengan tokoh-tokoh besar dan dapat meneladani mereka secara langsung”, lanjut beliau. Hal ini menjadi rahasia yang terakhir.
Acara yang berlangsung dari pukul 16.00 s/d 17.30 WIB ini ditutup dengan pesan untuk seluruh mahasisiwi selaku calon kader da’iyyah yang akan terjun ke masyarakat dan akan menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya. Beliau menyampaikan bahwa bekal ilmu dan akhlak sangat penting dalam hidup bermasyarakat. Tidaklah berguna jika hanya memiliki ilmu saja, tanpa disertai akhlak, begitu pula sebaliknya. Maka dari itu hendaklah kita meneladani ibunda para ulama yang sukses mendidik anaknya hingga menjadi ulama yang hebat.
Acara ini diakhiri dengan sesi buka puasa bersama yang diharapkan oleh penyelenggara dapat merekatkan ukhuwah antar mahasiswi dan juga staff pengajar yang hadir didalamnya.
Azmi Madaniyyah
Jakarta, 12 Oktober 2018
JAKARTA- Acara tahunan Buka Bersama (Bukber) yang diselenggarakan oleh Bidang Pembinaan Karakter Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir yang bertempat di Aula Sakinah Kampus C, Kamis, (11/10/2018) berjalan dengan baik.
“Sebagai penuntut ilmu yang baik, hendaklah kita menerapkan adab-adab dalam menuntut ilmu. Salah satunya, agar ilmu yang kita peroleh berkah, dengarkan apa yang ustadz sampaikan dengan baik. Bila perlu, catat apa yang perlu dicatat,” ujar Ustadzah Dewi Fitriani,S.Sos selaku Manager Bidang Karakter dalam sambutan pada acara tersebut.
Selanjutnya, pembawa acara memberikan kesempatan kepada mahasiwi yang ingin memberikan kisah atau motivasi selagi menunggu kehadiran pemateri. Mahasiswi pun antusias dalam acara tersebut.
“Kita hidup di akhir zaman yang mana banyak fitnah dimana-mana. Salah satu tanda kiamat yaitu banyak ulama yang telah dijemput terlebih dahulu oleh Allah ﷻ. Hingga pada akhirnya, orang bodoh menjadi pemimpin. Orang tidak berilmu dimintai fatwa, kemudian mengeluarkan fatwa yang sesat”, ujar Ustadz Arief Abdurrahman Fadli, Lc. M.Hum. sebagai pemateri pada sore hari itu.
Yang menarik dalam acara tersebut, pemateri menggangkat tema mengenai dibalik kesuksesan para ulama. Beliau menyampaikan, kesuksesan seorang anak ataupun seorang tokoh besar tidak bisa terlepas dari peran seorang ibu. Beliau pun memaparkan mengenai rahasia kesuksesan ibunda para ulama dalam mendidik anaknya.
Seorang ibu merupakan sekolah pertama bagi anaknya. Dan sekolah merupakan tempat yang dipenuhi dengan ilmu. Maka dari itu seorang ibu hendaklah dibekali ilmu terlebih dahulu sebelumnya, yaitu dengan rajin membaca buku. Karena hal inilah yang dilakukan oleh ibunda para ulama sebelum mendidik anaknya. Dan ini menjadi rahasia yang pertama.
“Tidak mungkin kita memberi sesuatu jika kita tidak memliki sesuatu untuk diberi”, ujar beliau.
Adab juga merupakan hal yang penting dalam menuntut ilmu. Ibunda para ulama selalu menanamkan adab kepada anaknya sebelum menuntut ilmu. Terutama adab dalam perbedaan pendapat. Hal inilah yang mendasari tidak terjadinya perseteruan diantara para ulama walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara mereka dalam suatu perkara. Inilah rahasia yang kedua.
“Salah satu hal yang jarang dilakukan oleh seorang ibu kepada anaknya yaitu, mengajak anak mereka berkunjung ke rumah tokoh-tokoh besar. Hal inilah yang dilakukan ibunda para ulama. Hal ini bertujuan agar anak-anak terbiasa berinteraksi dengan tokoh-tokoh besar dan dapat meneladani mereka secara langsung”, lanjut beliau. Hal ini menjadi rahasia yang terakhir.
Acara yang berlangsung dari pukul 16.00 s/d 17.30 WIB ini ditutup dengan pesan untuk seluruh mahasisiwi selaku calon kader da’iyyah yang akan terjun ke masyarakat dan akan menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya. Beliau menyampaikan bahwa bekal ilmu dan akhlak sangat penting dalam hidup bermasyarakat. Tidaklah berguna jika hanya memiliki ilmu saja, tanpa disertai akhlak, begitu pula sebaliknya. Maka dari itu hendaklah kita meneladani ibunda para ulama yang sukses mendidik anaknya hingga menjadi ulama yang hebat.
Acara ini diakhiri dengan sesi buka puasa bersama yang diharapkan oleh penyelenggara dapat merekatkan ukhuwah antar mahasiswi dan juga staff pengajar yang hadir didalamnya.
Azmi Madaniyyah
Jakarta, 12 Oktober 2018
Tidak ada komentar