Futur? Ini cara mengatasinya
*futur? Ini cara mengatasinya*
Cara mengatasi futur:
ياأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Dari 'Aisyah –radhiyallahu' anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
” Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala adalah amalan yang kontinu meski sedikit. ” (HR.Muslim no. 783)
3. Muhasabah diri atau mengoreksi jiwa
Bermuhasabah terhadap apa yang telah dilakukan hari ini dan mengingat apa yang telah kita persiapkan untuk akhirat kelak. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al-Hasyr ayat 18
يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ إِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ١٨
Semoga kita semua senantiasa terhindar dari rasa futur dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah.
(Suhaila Mashuro)
Secara istilah futur suatu penyakit hati (rohani) yang efek minimalnya timbul rasa malas, lamban, dan sikap santai dalam melakukan suatu Amaliah yang sebelumnya pernah dilakukan dengan penuh semangat. Namun secara makna futur biasa kita sebut dengan galau, karena ketika galau hal-hal yang biasa kita lakukan terkadang terhenti.
Setiap orang pasti pernah merasakan futur, setelah sebelumnya melakukan suatu amalan yang berlebihan sehingga timbul rasa futur atau malas dalam beribadah. Lalu bagaimana cara mengobatinya?
Cara mengatasi futur:
1. Menjauhi perbuatan maksiat dan selalu mengingat Allah dimanapun dan kapanpun. Karena dengan kita mengingat Allah maka kita akan mendekatkan diri kepada Allah dengan hal-hal yang positif. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al-Maidah ayat 35
ياأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."
2. Melakukan kajian secara continue seperti mengkaji buku-buku yang membahas perjalanan hidup para sahabat atau orang-orang shalih lainnya, atau amalan lainnya yang dilakukan secara continue.
Dari 'Aisyah –radhiyallahu' anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
” Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala adalah amalan yang kontinu meski sedikit. ” (HR.Muslim no. 783)
3. Muhasabah diri atau mengoreksi jiwa
Bermuhasabah terhadap apa yang telah dilakukan hari ini dan mengingat apa yang telah kita persiapkan untuk akhirat kelak. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al-Hasyr ayat 18
يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ إِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ١٨
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Semoga kita semua senantiasa terhindar dari rasa futur dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah.
(Suhaila Mashuro)
Tidak ada komentar