Musyrifah Tahfidz Kampus Putri Adakan Kajian Tafsir Khusus
*Musyrifah Tahfidz Kampus Putri Adakan Kajian Tafsir Khusus*
Jum'at (22/02), Musyrifah Tahfidz STID Mohammad Natsir melakukan kajian tafsir perdana yang bertempat di kediaman Ustadzah Asmaa Muzayyin, Lc, salah satu dosen di Kampus Putri STID Mohammad Natsir.
Kajian ini diisi oleh setiap musyrifah yang ditentukan secara bergilir. Kali ini kajian disampaikan oleh Maryani Walakula asal Ambon dengan materi Surah Al-fatihah yang merujuk pada Tafsir _Aisarut Tafaasir_ yang ditulis oleh Syeikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi.
Ia menyampaikan seperti yang dikutip dari Syeikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi, bahwa kalimat _ta'awudz_ secara umum bermakna perlindungan kepada Tuhan orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian dari godaan setan agar tidak mengganggu dalam bacaan Al-Qur'an.
Adapun hukum membacanya adalah Sunnah ketika hendak membaca Al-Qur'an, hal ini didasarkan pada ayat 98 Surah An-Nahl.
Sedangkan hukum membaca _Basmalah_, sangat dianjurkan kecuali dalam Surah At-Taubah.
Kemudian Ustadzah Asmaa menambahkan dari kajian yang pernah dipelajari semasa kuliah di Mesir, bahwa _Al hamdu_ memiliki arti yang sama dengan _Al Madhu_ yakni "memuji". Namun, dalam surah Al Fatihah ini menggunakan lafadz _Al Hamdu_ yang berarti bahwa khitabnya hanya ditujukan kepada Sang Khalik (Allah). Sedang untuk lafadz _Al Madhu_ hanya berlaku bagi sesama makhluk saja.
Kemudian yang menjadi _Mubtada_ dalam ayat kedua ini adalah lafadz _Lillah_ dengan lafadz aslinya _Lillahil hamdu_. Adapun jika khabar didahulukan bermakna
_yuridul ikhtishas_ (pengkhususan).
Lalu, arti "segala" dalam terjemah bahasa Indonesianya berasal dari lafadz _"Al"_ yg dalam ilmu _Balaghah_ bermakna _"lil istighraq"_ yaitu keseluruhan atau segala.
Sedangkan lafadz _"Aalamiin"_ maknanya adalah seluruh ciptaan Allah, bukan hanya alam semesta saja.
Adapun kajian tafsir kali ini hanya dibahas 2 ayat saja, mengingat para sahabat Nabi _Shallallahu 'Alaihi wa Sallam_ belajar tidak lebih dari 10 ayat, karena belajar tafsir adalah untuk memahami. (Anis M.s)
Jum'at (22/02), Musyrifah Tahfidz STID Mohammad Natsir melakukan kajian tafsir perdana yang bertempat di kediaman Ustadzah Asmaa Muzayyin, Lc, salah satu dosen di Kampus Putri STID Mohammad Natsir.
Kajian ini diisi oleh setiap musyrifah yang ditentukan secara bergilir. Kali ini kajian disampaikan oleh Maryani Walakula asal Ambon dengan materi Surah Al-fatihah yang merujuk pada Tafsir _Aisarut Tafaasir_ yang ditulis oleh Syeikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi.
Ia menyampaikan seperti yang dikutip dari Syeikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi, bahwa kalimat _ta'awudz_ secara umum bermakna perlindungan kepada Tuhan orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian dari godaan setan agar tidak mengganggu dalam bacaan Al-Qur'an.
Adapun hukum membacanya adalah Sunnah ketika hendak membaca Al-Qur'an, hal ini didasarkan pada ayat 98 Surah An-Nahl.
Sedangkan hukum membaca _Basmalah_, sangat dianjurkan kecuali dalam Surah At-Taubah.
Kemudian Ustadzah Asmaa menambahkan dari kajian yang pernah dipelajari semasa kuliah di Mesir, bahwa _Al hamdu_ memiliki arti yang sama dengan _Al Madhu_ yakni "memuji". Namun, dalam surah Al Fatihah ini menggunakan lafadz _Al Hamdu_ yang berarti bahwa khitabnya hanya ditujukan kepada Sang Khalik (Allah). Sedang untuk lafadz _Al Madhu_ hanya berlaku bagi sesama makhluk saja.
Kemudian yang menjadi _Mubtada_ dalam ayat kedua ini adalah lafadz _Lillah_ dengan lafadz aslinya _Lillahil hamdu_. Adapun jika khabar didahulukan bermakna
_yuridul ikhtishas_ (pengkhususan).
Lalu, arti "segala" dalam terjemah bahasa Indonesianya berasal dari lafadz _"Al"_ yg dalam ilmu _Balaghah_ bermakna _"lil istighraq"_ yaitu keseluruhan atau segala.
Sedangkan lafadz _"Aalamiin"_ maknanya adalah seluruh ciptaan Allah, bukan hanya alam semesta saja.
Adapun kajian tafsir kali ini hanya dibahas 2 ayat saja, mengingat para sahabat Nabi _Shallallahu 'Alaihi wa Sallam_ belajar tidak lebih dari 10 ayat, karena belajar tafsir adalah untuk memahami. (Anis M.s)
Tidak ada komentar