Hati-hati dengan Hati
Imam Al-Ghozali mendefinisikan hati sebagai, “bagian lembut yang bersifat spiritual dan ketuhanan, yang memiliki kaitan dngan jantung pada jasad kasar (tubuh). Bagian lembut ini merupakan hakikat manusia. Ia merupakan alam pengetahuan pada manusia. Ia berbicara, membalas dan menuntut.
Hati adalah letak berbagai rasa. Senang, sedih, iri, benci, dendam semua berada dalam hati. Jika hati sudah ada setitik noda hitam (kemaksiatan) maka akan mempengaruhi bagian hati yang lainya. naudzubillah.
Dalam buku tazkiyatun nafs karangan DR. Anas Ahmad Karzon, ada dua kata lain dalam Al-Qur’an yang memiliki kaitan kuat dengan kata hati, yaitu dada (ash-shadr) dan batin (al-fu’aad).
أفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدۡرَهُۥ لِلۡإِسۡلَٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٖ مِّن رَّبِّهِۦۚ فَوَيۡلٞ لِّلۡقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ أُوْلَٰٓئِكَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِين
“(Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk menerima Islam) sehingga ia mendapat petunjuk (lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya) sama dengan orang yang hatinya dikunci mati; pengertian ini tersimpul dari firman selanjutnya (Maka kecelakaan yang besarlah) artinya, azab yang besarlah (bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah) maksudnya, untuk menerima Alquran. (Mereka itu dalam kesesatan yang nyata) nyata sekali sesatnya.” (QS. Az-Zumar:22)
Dalam ayat tersebut kita mengetahui bahwa orang-orang yang celaka adalah orang yang membatu hatinya (keras). Sedangkan Keras hati termasuk tanda-tanda lemahnya iman, yang menyebabkan hati gersang dan gelisah. Berikut tanda-tanda lemahnya iman seseorang :
Sering terjerumus dalam perbuatan maksiat (melanggar hal-hal yang diharamkan Allah) misal minum khamr, melihat sesutu yang tidak pantas ditonton (vidio porno), meninggalkan shalat dan puasa wajib, dan lain sebagainya.
Merasa hati keras, gersang (kering).Merasa beribadah tapi tidak merasakan kehadiran jiwa.
Malas dalam ketaatan dan ibadah.
Orang-orang yang hatinya selalu sempit.
Tidak adanya pengaruh dalam hatinya ketika mendengar suara Al-Qur’an ataupun membacanya.
Lalai dari berdzikir kepada Allah subhanahu wataala
Suka tampil, ingin menjadi pemimpin padahal ia tidak mampu dalam majlis ingin pendapatnyaa selalu dipakai.
Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah kita ada dalam sifat-sifat itu? jika iya, maka diri kita harus segera disembuhkan dari hati yang sakit dengan cara bermuhasabah dan selalu mendekat dengan Allah (membaca Al-Qur’a, sholat tepat waktu, berpuasa, amal sholih) dan semua itu dilakukan ikhlas karna Allah, mengharap ridho-Nya.
(Santi Dewi/ MARWAH)
Tidak ada komentar