Islam dan Pahlawan
Islam dan Pahlawan (Sebuah Manifestasi Perjuangan dalam Islam)
Meminjam perkataan Ilham Gunawan, Pahlawan adalah manifestasi keadilan dalam panggung semesta. Ketika disebut kata pahlawan, setidaknya orientasi kita harus tertuju pada dua hal, yaitu perjuangan dan pengorbanan. Kedua kata ini merupakan dwitunggal yang tidak dapat dipisahkan. Karena setiap perjuangan memerlukan adanya pengorbanan, dan pengorbanan tidak mungkin terwujud tanpa disertai keikhlasan. Jadi, keikhlasan merupakan tolok ukur dari perngorbanan para pahlawan.
Dikisahkan, ada seseorang datang menemui Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam dan bertanya, ''Ya Rasul, tahukah engkau orang yang berperang untuk mencari pahala dan popularitas? Apa yang didapatkan oleh orang seperti itu?'' Rasul menjawab, ''Dia tidak mendapat apa-apa.'' Orang itu mengajukan pertanyaan yang sama hingga tiga kali dan Rasul pun memberi jawaban yang sama. Rasul lalu menegaskan, ''Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal (perjuangan), kecuali yang ikhlas dan semata-mata mengharap ridha-Nya.'' (HR Muslim).
Ranah kepahlawanan luas adanya dan perjuangan multidimensi sifatnya. Tujuan utama dalam merealisasikan perjuangan adalah menjunjung tinggi kalimatullah, dalam artian bukan mencari popularitas dan ambisi duniawi. Perjuangan meraih cita-cita luhur akan bernilai heroik jika dikawal oleh semangat mahabbatullah (cinta kepada Allah).
Hakikat dari seorang pahlawan adalah dia atau mereka yang akan selalu berbuat yang terbaik serta memberi kemanfaatan untuk umat manusia dengan landasan cinta. Cinta kepada siapa? Tentu saja cinta yang tulus-ikhlash kepada Allah dan Rasul-Nya. Ma'rifatullah (kecintaan kepada Allah) dan ma'rifaturrasul (kecintaan terhadap Rasul) merupakan sumber energi dan inspirasinya yang tidak pernah padam.
Agenda perjuangan adalah memberi dan memberi lebih. Bukan meminta ataupun mengharap imbalan. Memberi yang terbaik adalah memberi keteladanan dengan akhlak mulia, bukan hanya sekedar memberi materi. Karena, keteladanan yang baik memiliki sifat yang abadi, sedangkan materi bersifat nisbi, semu, dan tidak abadi. Semoga kita bisa meneladani perjuangan para pahlawan kita. Bukan hanya pahlawan nasionalis tetapi juga pahlawan yang nasionalis-agamis, pahlawan yang memiliki jiwa patriotik dengan landasan keimanan dan ketaqwaan sehingga apa yang ia perjuangkan tidak pernah bertentangan dengan hukum agama maupun hukum alam. (Sri Rahayu/MARWAH)
Tidak ada komentar