Cinderella Complex, It is You?
Hai Shalihah dimanapun kalian berada, Semoga Allah senantiasa menjaga dan meneguhkan hati kita di atas derasnya fitnah dunia, Aamiin.
Dilihat dari judul mungkin kita akan bertanya-tanya tentang apa itu Cinderella Complex, apakah ini hal yang baik, indah, wajar, atau malah sebaliknya. Well, mungkin saya akan membawa kalian terlebih dahulu untuk mengenal apa sih itu Cinderellah Complex, apakah itu kamu?
Let see!, dari artikel halodoc yang saya ambil sedikit kutipannya menjelaskan bahwa Ciderella Complex adalah istilah Sindrom CC (Cinderella Complex) yang pertama kali dicetuskan oleh seorang psikiatri modern yang bernama Colette Dowling, beliau adalah seorang terapis yang berasal dari New York sekaligus penulis buku “The Cinderella Complex: Women’s Hidden Fear of Independence”. Dalam hal ini beliau menjelaskan bahwa perempuan pada umumnya tidak dididik untuk menghadapi ketakutannya, dan tidak diajarkan mengatasi segala masalahnya sendiri.
Kalau mendengar kata sindrom kita akan berfikir bahwa ini adalah perihal gangguan kepribadian seseorang, atau yang lebih dikenal dengan gangguan psikologis. Saya tidak akan mendalam membahas tentang hal ini karena saya bukan ahli dalam hal tersebut. Di sini saya hanya akan mengajak kalian semua untuk sekedar mengenal apa sih itu Sindrom Cinderella Complex, dan apakah itu kamu? Jika ia, bagaimana sikap kita sebagai seorang Muslimah menghadapinya?
Sindrom Cinderellah Complex adalah gangguan kepribadian di mana seseorang sangat bergantung dengan orang lain, sehingga nyaris tidak sanggup untuk hidup sendiri. Agaknya terlihat biasa saja yah, apalagi jika dalam pola asuh orang tua atau orang sekitar kita memang membiasakan kita dengan hal tersebut, dan tanpa disadari karakter inipun akan terbentuk.
Kalau membahas tentang sindrom hal ini mungkin harus kita atasi, karena yang namanya berlebihan itu memang tidak baik, apalagi sampai ketergantungan. Shalihah, bagaimana sih menghadapi atau menghindari sindrom ini agar tidak terjadi pada diri kita? Dan bagaimana kita bercermin pada para Shahabiyah yang akhlaknya dan independennya begitu luar biasa.
Kita akan mengutip sedikit kisah istri tercinta Rasulullah ﷺ, yakni Khodijah Rhadiyallahu ‘anha, tentang bagaimana akhlak dan independennya beliau di masa hidupnya. Cerita ini sudah tidak asing lagi di telinga kita dan beberapa dari kita mungkin sudah khatam tentang kisah kemuliaan istri Rasulullah ini, yaitu tentang bagaimana sosok Khodijah yang begitu kaya raya, namun rela mengorbankan harta, pikiran, jiwa, dan raganya untuk kepentingan da’wah Rasulullah. Khodijah adalah seorang Bussiness Women yang hebat, bagaimana dia bisa memberikan setiap modal kepada orang-orang untuk menjalankan usahanya dan membagikan hasil keuntungan itu kepada para pekerjanya dengan begitu telaten.
Salah satu kasus sindrom Cinderella Complex di lingkungan sekitar, misalnya: “Aku gak perlu bekerja cari uang, orang tua ku sudah kaya, dan nantinya semuanya akan lari ke aku”, atau “Gak perlu capek-capek cari pekerjaan, toh nanti hidup kita ditanggung suami.” Dan masih banyak lagi kasus sindrom ini terjadi.
Sosok Khodijah adalah wanitah tangguh, hebat, dan terkenal dengan independennya. Dia tidak pernah membebankan Rasulullah ﷺ dalam hal apapun, melainkan dia yang banyak berkorban demi mendukung da’wah Rasulullah, terbukti dengan beberapa hadits yang menjelaskan bagaimana sayang dan cintanya Rasulullah terhadap Khodijah sampai-sampai Aisyah Rhadiyallahu ‘anha pernah cemburu karena Rasulullah sering bercerita tentang Khodijah padahal dia telah wafat.
Dari kisah ini, kita sebagai seorang Muslimah bisa mengambil ibroh dan mencontohi bagaimana seorang wanita bisa menjadi pembentuk peradaban. Sehingga untuk kamu yang sudah terjebak di zona nyaman mu, bergeraklah, keluar dan temukan keberanian mu. Tidak salah Wanita sesekali manja atau bergantung pada suami, abang atau orang tua, yang salah hal ini tidak dijadikan kebiasaan dan menjadi ketergantungan. Walaupun wanita memang tabiatnya ingin diperhatikan dan dimanja namun kita juga harus memiliki kelas dan tentunya memiliki bekal iman dan takwa.
Melakukan hal yang baru, atau keluar dari zona nyaman bukan berarti ajang kita untuk keluar dari Syariat Allah yah shalihah, karena secerdas dan sehebat apapun Muslimah tetap memperhatikan dan menjaga izzah, iffah dan muru’ahnya. So, buat kamu lakukan hal yang bisa menjadi perkembangan dalam peradaban dunia, jadilah Muslimah mandiri yang iman dan takwanya selalu tertanam di hati. Barokallahu Fiikum Shalihah…
Raudhotul Jannah/ MARWAH
Tidak ada komentar