Puncak Keinginan
Keinginan untuk meraih dunia itu pasti selalu ada dalam hati dan diri manusia. Karena manusia pada dasarnya lebih senang mengejar sesuatu yang kasat mata. Keinginan untuk meraih dunia itu selalu di utamakan, padahal seringkali ketika manusia mengejar dunia hanya kekecewaan yang di hasilkan dan setelah itu hanya kegalauan yang di rasakan saat keinginan itu tidak dapat di raihnya.
Sedangkan keinginan akhirat itu di nomor duakan bahkan di kesampingkan. Padahal ketika hati telah mantap menuju negeri akhirat, memprioritaskan akhirat daripada dunia, maka hati akan menjadi tenang dan kokoh. tidak akan merasakan cemas, gelisah, galau dan kecewa, karena ia selalu merasa cukup dengan apa yang Allah berikan pada kehidupan dunia nya. Karena ia sadar bahwa ketika manusia mengejar akhirat, dunia itu akan mengikuti, dan Allah lah sebaik-baik pemberi kenikmatan. Hati yang senantiasa menjaga akhiratnya akan selalu menggantungkan harapan nya pada Allah sang Pencipta. Sehingga ia tidak terperdaya dengan tipu muslihat dunia, serta ia akan memandang bahwa dunia itu sebagai sesuatu yang hina, sehingga ketika dunia mendatangi nya, ia tidak akan tertipu.
Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu 'anhu, ia mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
"Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.”
( Aziza Laili/ MARWAH)
Tidak ada komentar