Liburan, Maksimalkan Ketakwaan
Sabtu (02/03) tepatnya pukul 16:00 WIB telah dilaksanakan pembekalan sebelum liburan sekaligus penyambutan bulan suci Ramadhan untuk seluruh mahasiswa STID Mohammad Natsir yang berlangsung di Aula Sakinah Pusdiklat dan Muslimat Center, Cipayung Jakarta Timur.
Acara yang dipandu kak Firda dan kak Anisa sore itu menghadirkan pembicara yang lekat dengan kecakapan di bidang Bahasa Arab, Ustadz Arief Abdurrahman Fadli, Lc. M.Si. Selain itu, acara juga dihadiri pada staf dan manager Pesantren Mahasiswi (Pesmi).
Ustadzah Siti Nur Fadilah M.Sos, selaku Manager Bidang Kerumahtanggaan (KRT) mengingatkan terkait waktu dan aturan perpulangan. Beliau menegaskan bahwa konsekuensi dari keterlambatan kali ini berupa denda dan 'iqob.
Memasuki agenda inti yaitu nasihat liburan dalam nuansa Ramadhan dengan tema “Memanfaatkan Waktu dengan Sebaik-baiknya”.
"Anda akan tahu berharganya seseorang itu ketika orang itu sudah tidak ada,” tegas beliau mengawali nasihatnya dengan mengutip perkataan seorang muballigh Mesir. Lalu beliau melanjutkan keterangan bahwa kita sebagai umat muslim harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada yang mengetahui takdir yang sudah Allah gariskan bagi setiap hamba-Nya.
Beliau mengambil contoh dari sahabat Muadz bin Jabal yang senantiasa membersamai Nabi SAW sampai tiba waktu hijrah. Sehingga, ia dijuluki sebagai sahabat cerdas yang paham sekali tentang hukum halal dan haram. Ketika akan diutus ke Yaman, sahabat Muadz tidak ingin meninggalkan Nabi karena ia merasa itu adalah momen terakhir bersama Nabi. Sampai akhirnya Rasulullah memberinya wasiat, “Wahai Muadz! Ingatlah wasiatku ini. 'Bertaqwalah engkau kepada Allah di mana pun berada dan pengang nasihatku ini baik-baik," tegas Nabi.
Lalu, pemateri mengaitkan bahwa malaikat maut senantiasa mengintai di mana pun kita berada. Sebagai seorang Muslim hendaklah senantiasa mengahadirkan Islam di setiap sendi kehidupan, menghidupkan bulan suci Ramadhan kali ini dengan semaksimal mungkin.
“Jangan pernah meninggalkan dakwah di mana pun kita berada sebagaimana kisah Umar bin Khattab yang tetap berdakwah walaupun dalam keadaan nyawa diujung tanduk," ujar pemateri sebagai penutup nasihatnya sore itu. (Sufianti/Marwah).
Tidak ada komentar