Header Ads

Menyiapkan Cinta dan Komitmen untuk Generasi Masa Depan

 Pada Sabtu, 10 Agustus 2024, STID Mohammad Natsir menggelar sebuah acara penting yang tidak hanya mempersiapkan mahasiswanya untuk masa depan, tetapi juga memperkenalkan inisiatif baru untuk mendukung keluarga dakwah. Acara ini, yang bertajuk “Dauroh Pra-Nikah” dan peluncuran Biro Jodoh Keluarga Dakwah, berlangsung di Masjid Wadhhah Abdurrahman Al Bahr, Komplek Pusdiklat Dewan Dakwah, Tambun, Bekasi, dimulai pada pukul 07.30 WIB.


Acara ini diwajibkan bagi seluruh mahasiswa semester 6 dan 8 dan dimoderatori oleh Ust. Musmardi Afit Badlisyah, M.Ag. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal ilmu dan pemahaman mendalam mengenai persiapan pernikahan yang sesuai dengan nilai-nilai dakwah.


Dalam sambutannya, Ust. Aan menambahkan nasihat berharga: “Lelaki yang menghargai seorang wanita adalah ia yang mendatangi orang tuanya.”


Sesi pertama dibuka oleh Ust. Dr. Dwi Budiman Assiroji, M.Pd.I, rektor STID Mohammad Natsir. Beliau menyampaikan tema “Waktu Ideal Mahasiswa Menikah”, di mana beliau menekankan bahwa bagi seorang da’i, pernikahan harus menjadi bagian dari langkah dakwah. “Seriuslah ketika berproses menuju pernikahan, karena pernikahan itu permainan orang dewasa. Perkawinan itu permainan orang-orang matang, permainan bagi orang yang berani bertanggung jawab,” ujarnya.


Memasuki sesi kedua pada pukul 10.00 WIB, Ust. Dr. Ahmad Zain an-Najah MA membahas tema “Fikih Pernikahan”. Beliau menguraikan pentingnya melamar ke orang tua, bukan hanya kepada calon pasangan. “Menikah itu melancarkan pemikiran sebagaimana para ilmuwan terdahulu. Melamar itu ke orang tuanya, bukan ke anaknya. Ta’aruf itu minimal melihat secara langsung, bukan hanya dari fotonya,” ujarnya. Sesi ini berlangsung hingga adzan dhuhur dan diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif.


Setelah ishoma, kegiatan dilanjutkan dengan sesi ketiga pada pukul 13.30 WIB. Ust. Dr. Imam Zamroji, MA menyampaikan materi tentang “Visi Misi Pernikahan”. Beliau menekankan pentingnya keselarasan visi dan misi dalam pernikahan. “Yang diutamakan ketika menikah itu bukan dari ketampanan atau kecantikannya, nyatanya, visi misi yang satu jalur itu yang membuat pernikahan itu langgeng,” paparnya. Beliau juga membagikan pengalaman pernikahan dan beberapa pertanyaan yang relevan untuk masa ta’aruf. Sesi ini juga diakhiri dengan tanya jawab.


Sesi terakhir dimulai setelah shalat ashar dan diisi oleh Ust. Dr. Ahmad Misbahul Anam, MA dengan tema “Bekal Menuju Pernikahan”. Beliau memberikan nasihat berharga, “Jangan takut mencari walaupun sudah dirasa sulit. Saat sudah dapat dikira yang cocok, jangan hanya dilirik dan dibayangkan. Selangkah lagi, proses lebih serius dan jangan lupa berdoa kepada Allah agar memudahkan tahap selanjutnya. Jika capek, itu tanda bahwa kehidupan sudah normal.”


Menutup acara, Ust. Musmardi memberikan nasihat akhir yang penuh harapan, “Mudah-mudahan dengan diadakannya kegiatan ini, menghasilkan keluarga yang berkah, keluarga dakwah.” Beliau juga mengutip sebuah doa, “Ku tulis namamu dengan bismillah, ku panjatkan namamu di dalam doaku, kubisikan namamu ke kedua orang tuaku, namamu sebagai calon imamku.” Pesan ini menjadi penutup yang menyentuh, mengingatkan peserta tentang komitmen dan persiapan yang dibutuhkan dalam perjalanan menuju pernikahan yang berkualitas.


Acara ini tidak hanya memberikan wawasan berharga tentang pernikahan, tetapi juga menegaskan komitmen STID Mohammad Natsir dalam mempersiapkan generasi penerus dakwah dengan matang dan bijaksana. (Zahraa/Marwah)

Tidak ada komentar